Zaman dulu, tugas pria adalah bekerja
dan mencari nafkah untuk keluarga sementara istri tinggal di rumah dan
mengurus anak-anak mereka. Namun fenomena tersebut sudah berbalik, sebab
studi terbaru menyebutkan mayoritas pencari nafkah sekarang adalah
wanita.
Pihak Prudential Financial melakukan survey yang mengungkapkan sebanyak 53% wanita merupakan sumber nafkah keluarga. Hal itu diduga karena wanita berusaha mempersiapkan diri apabila pasangan mereka kehilangan pekerjaan, bercerai, atau keinginan untuk menikah lagi.
Survey tersebut juga membongkar fakta bahwa 22% wanita yang menikah adalah orang yang paling banyak memberi masukan bagi keluarganya. Angka itu pun berbeda sesuai dengan ras di seluruh dunia, yaitu 33% wanita Asia-Amerika adalah sumber pencari nafkah terbanyak dalam keluarga, sementara wanita Afrika-Amerika hanya berjumlah 31% dan wanita kulit putih ada 19% yang menjadi sumber pemasukan keluarga.
"Data terbaru ini menunjukkan konsistensi tren masyarakat dan efek dari krisis ekonomi, sehingga kebanyakan wanita sekarang merasa bertanggung jawab terhadap masalah finansial dan pemasukan keluarga," tutur Susan Blount dari Prudential Financial, seperti yang dikutip dari Live Science (13/07).
"Selain itu, studi ini juga mengungkap fakta bahwa wanita memiliki lebih banyak kontrol ketika mereka memegang kendali pemasukan keluarga, mereka bisa menghadapi tantangan mengenai keputusan finansial dan mengakui pengetahuan tentang solusi keuangan bisa membantu mereka," tambah Blount.
Menurut survey tersebut, hanya 10% wanita yang menjadi sumber pencari nafkah terbanyak merasa sangat tahu tentang masalah keuangan yang sebenarnya. Dari hasil penelitian ini, wanita pun akhirnya diketahui merasa paling cemas akan masalah pengeluaran rumah tangga, utang, dan kemampuan mereka untuk menabung saat telah pensiun. Sementara pria selama ini cenderung fokus hanya pada faktor luar, seperti krisis ekonomi yang terjadi.
Apapun alasan para wanita untuk bekerja dan menjadi sumber pencari nafkah bagi keluarga, yang jelas stereotip bahwa wanita harus tinggal di rumah dan mengurus anak-anak sepertinya sudah tidak berlaku lagi.
Kalau menurut Anda sendiri, apakah fenomena wanita sebagai pencari nafkah ini merupakan berita baik? (www.merdeka.com)
Pihak Prudential Financial melakukan survey yang mengungkapkan sebanyak 53% wanita merupakan sumber nafkah keluarga. Hal itu diduga karena wanita berusaha mempersiapkan diri apabila pasangan mereka kehilangan pekerjaan, bercerai, atau keinginan untuk menikah lagi.
Survey tersebut juga membongkar fakta bahwa 22% wanita yang menikah adalah orang yang paling banyak memberi masukan bagi keluarganya. Angka itu pun berbeda sesuai dengan ras di seluruh dunia, yaitu 33% wanita Asia-Amerika adalah sumber pencari nafkah terbanyak dalam keluarga, sementara wanita Afrika-Amerika hanya berjumlah 31% dan wanita kulit putih ada 19% yang menjadi sumber pemasukan keluarga.
"Data terbaru ini menunjukkan konsistensi tren masyarakat dan efek dari krisis ekonomi, sehingga kebanyakan wanita sekarang merasa bertanggung jawab terhadap masalah finansial dan pemasukan keluarga," tutur Susan Blount dari Prudential Financial, seperti yang dikutip dari Live Science (13/07).
"Selain itu, studi ini juga mengungkap fakta bahwa wanita memiliki lebih banyak kontrol ketika mereka memegang kendali pemasukan keluarga, mereka bisa menghadapi tantangan mengenai keputusan finansial dan mengakui pengetahuan tentang solusi keuangan bisa membantu mereka," tambah Blount.
Menurut survey tersebut, hanya 10% wanita yang menjadi sumber pencari nafkah terbanyak merasa sangat tahu tentang masalah keuangan yang sebenarnya. Dari hasil penelitian ini, wanita pun akhirnya diketahui merasa paling cemas akan masalah pengeluaran rumah tangga, utang, dan kemampuan mereka untuk menabung saat telah pensiun. Sementara pria selama ini cenderung fokus hanya pada faktor luar, seperti krisis ekonomi yang terjadi.
Apapun alasan para wanita untuk bekerja dan menjadi sumber pencari nafkah bagi keluarga, yang jelas stereotip bahwa wanita harus tinggal di rumah dan mengurus anak-anak sepertinya sudah tidak berlaku lagi.
Kalau menurut Anda sendiri, apakah fenomena wanita sebagai pencari nafkah ini merupakan berita baik? (www.merdeka.com)
Wanita mencari kerja sampai mendapatkan sumber penghasilan yg tetap adalah baik selama pekerjaan tersebut tidak melecehkan dirinya dari segi norma dan kehidupan sosial. Bahkan demi menjaga kelangsungan hidup dirinya dan keturunan, wanita jadi harus mempunyai penghasilan. Kasus nyata yg mendorong wanita harus berpenghasilan adalah ketika dirinya bersama anak tercintanya ditinggal suami (cerai atau meninggal), sedangkan suaminya tsb tidak punya pensiunan, hal tersebut sudah tak bisa dipungkiri lagi bahwa, wanita harus punya penghasilan. Jadi benar adanya dan bisa diterima jika saat ini memang wanita termasuk mayoritas dalam mencari kerja.
BalasHapus